Minggu, 10 Desember 2017

permainan tradisioan (tam-tam buku)



NAMA :           ANANDA FEBYZA IKA PUTRI

NIM :               TRA I51745

TUGAS :          UAS PEMBELAJARAN IPS AUD

(PERMAINAN TRADISIONAL ORAY-ORAYAN/TAM-TAM BUKU)



Permainan tradisional sangat memiliki banyak manfaat bagi anak-anak, permainan-permainan tradisional sangat baik untuk melatih fisik dan mental anak. Secara tidak langsung, anak akan dirangsang kreatifitas, kecerdasan, dan sosial melalui permainan tradisional.

Permainan tradisional mampu membentuk motorik anak, baik kasar maupun halus. Selain itu, permainan tradisional juga dapat melatih kemampuan sosial para pemainnya. Meskipun permainan tradisional sudah jarang ditemukan, masih ada beberapa anak-anak Indonesia di daerah-daerah yang memainkan permainan ini.. salah satunya permainan oray-orayan atau tam-tam buku (nama permainannya di daerahku).

A.    Permainan Oray-orayan (Tam-Tam Buku)

Oray-orayan/tam-tam buku adalah permainan tradisional yang dimainkan oleh sekelompok anak yang saling memegang pundak dan berjalan diantara dua pemain lain yang menyatukan tangannya hingga membentuk gerbang. Sekelompok anak yang berjalan membentuk ular akan menyanyikan satu lagu khusus. Saat lagu terhenti, pemain yang membentuk gerbang akan menurunkan tangannya dan menangkap anak yang ada di hadapannya. Permainan ini disebut permainan tam-tam buku di daerah perdesaan kami.

B.     Sejarah Permainan Oray-Orayan (Tam-Tam Buku)

Permainan ini bernama oray-oray, dalam bahasa sunda oray-orayan adalah dwiwacana/kata berulang memakai akhiran “an” yang artinya meniru/menyerupai oray atau ular. Permainan ini biasanya dimainkan oleh 10-20 orang anak laki-laki dan perempuan ataupun campuran, yang berusia 3-6 tahun bahkan bisa lebih kemudian dibagi menjadi dua kelompok. Jumlah pemain sangat beragam lebih banyak lebih baik, karena akan lebih indah kelihatannya bagaikan ular yang sebenarnya.

Permainan ini biasanya dimainkan di lapangan terbuka dengan jumlah pemain bebas, semakin banyak semakin seru tentunya. Cara bermain oray-orayan cukup sederhana namun tetap dibutuhkan kelincahan dan kekompakan para pemainnya. Pemain terdepan, yang menjadi kepala oray atau ular, berusaha menangkap pemain yang paling belakang, yang menjadi ekor oray atau ular, sehingga barisan bergerak meliuk-liuk seperti oray sungguhan. Barisan ini tidak boleh terputus. Sambil bermain, pemain melantunkan syair/lagu.

C.     Manfaat Permainan Oray-orayan

Dapat mengembangkan aspek dan kemampuan:

a.       Moral dan nilai-nilai agama: Membedakan ciptaan Tuhan dan manusia, Menghargai teman dan tidak memaksanakan kehendak, Membantu dan menolong teman.

b.      Sosial-emosional: Mau bermain bersama, Menunjukkan ekspresi wajar saat senang dan takut, Mengerti aturan main dalam bermain bersama, Mengerti akibat jika melanggar aturan, Bisa memimpin kelompok kecil dan Dapat memecahkan masalah sederhana.

c.       Bahasa: Menirukan suara ular, berbicara lancar dengan menggunakan kalimat komplek, Mengerti dan dapat melaksanakan lebih dari 3 perintah dan Memperkaya kosa kata.

d.      Kognitif: Membedakan besar-kecil, panjang-pendek, kepala-ekor.

e.       Fisik: Berjalan dengan berbagai variasi (maju, mundur, kesamping)

f.       Seni: Menyanyikan lagu sesuai dengan tema.

Sembari mengatur posisi untuk menyerang, jerit dan tawa riang disertai lantunan lagu oray-orayan (tam-tam buku) terdengar riuh.

D.    Dengan syair lagu:

Tam-tam buku

Kelereng mata satu

Orang belakang tangkap satu

Isi…. Isi… isi…





Senin, 06 November 2017

potret materi ips paud



MAKALAH
“PEMBELAJARAN IPS AUD
KONTEN/MATERI IPS pada PAUD

Dosen Pengampu:
Dodi Harianto, M.Pd.I
 

Kelas: V A

KELOMPOK 1:
1.     Ananda Febyza Ika Putri         (TRA151745)
2.     Ema Rasti Marwira                 (TRA151754)
3.     Fazalina                                     (TRA151755)

PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
FAKULTAS TARBIYAH dan KEGURUAN
UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
TAHUN 2017




KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadiran tuhan yang maha kuasa atas segala rahmat yang diberikan-Nya sehingga tugas makalah “Pembelajaran IPS AUD” dengan dosen pengampu bapak Dodi Harianto, M.Pd.I ini dapat saya selesaikan. Makalah ini saya buat sebagai kewajiban untuk memenuhi tugas.
Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih yang dalam kepada semua pihak yang telah membantu menyumbangkan pendapat mereka demi  terwujudnya makalah ini. Akhirnya saran dan kritik pembaca yang dimaksud untuk mewujudkan kesempurnaan makalah ini penulis sangat hargai.


                                                                                                            Penulis


                                                                                                                                                                                                                                                                                                Kelompok 1



DAFTAR ISI

COVER...................................................................................................
KATA PENGANTAR.............................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................
BAB I: PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang............................................................................
B.      Rumusan Masalah.......................................................................
BAB II: PAMBAHASAN
A.   Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).......................
B.   Materi Dan Strategi Pembelajaran IPS PAUD.............................
C.   Fungsi Pembelajaran IPS PAUD..................................................
D.   Penyusunan Program RPPH dan RPPM  pada AUD....................
BAB III: PENUTUP
A.     Kesimpulan.................................................................................

DAFTAR PUSTAKA



BAB I

PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Pendekatan pengembangan keterampilan didasarkan atas pandangan tentang perilaku perkembangan anak. Anak-anak usia dini butuh untuk mengembangkan keterampilan khusus yang akan memungkinkan dirinya mampu untuk melakukan sesuatu secara efektif di sekolah.
Perkembangan kemampuan keterampilan dalam membaca, berbahasa, menulis dan berhitung, dan perilaku yang dibutuhkannya di kelas seperti bekerja secara mandiri, memberikan perhatian, dan menyelesaikan sesuatu tugas didasarkan dan bertumpu pada pendekatan ini.
Agar anak-anak tuntas pada keterampilan-keterampilan dan perilaku-perilaku tersebut, maka strategi mengajar dirancang atau di desain untuk mengubah kinerja yang mudah diamati dan terukur. Menyelenggarakan pendidikan yang memenuhi hak-hak anak. Hal tersebut akan terwujud jika pendidikan yang demikian dilakukan sejak anak usia dini.
Pada awalnya, hanya lembaga pendidikan Taman Kanak-kanak yang mengalami perkembangan pesat di Indonesia hingga penghujun 1999. Bahkan, dulu lembaga ini hanya berkembang di daerah-daerah perkotaaan.Tetapi, sekarang pertumbuhan lembaga Taman Kanak-kanak telah merambah hingga ke sudut-sudut pedesaan.
B.     RUMUSAN MASALAH
1.           Bagaimana Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) ?
2.           Apakah materi dan strategi pembelajaran IPS PAUD ?
3.           Apa Fungsi pembelajaran IPS PAUD ?
4.           Bagaiman penyusunan program RPPH dan RPPM IPS pada AUD ?

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dilaksanakan atas dasar kebanyakan orang tua merasa tidak mampu memberikan pendidikan yang terbaik untuk anak-anaknya. Tahun-tahun pertama kehidupan anak merupakan kurun waktu yang sangat penting dan kritis dalam hal tumbuh kembang fisik, mental, dan psikososial anak.
Tumbuh kembang ini berjalan sedemikian cepatnya sehingga keberhasilan tahun-tahun pertama menentukan hari depan anak. Kelainan atau penyimpangan apapun apabila tidak diintervensi secara dini dengan baik dan tidak terdeteksi secara nyata akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak selanjutnya.
Penyelenggaraan pendidikan pada anak usia dini di negara maju telah berlangsung lama sebagai bentuk pendidikan yang berbasis masyarakat (community based education), akan tetapi gerakan untuk menggalakkan pendidikan ini di Indonesia baru muncul beberapa tahun terakhir. Hal ini didasarkan akan pentingnya pendidikan untuk anak usia dini dalam menyiapkan manusia Indonesia seutuhnya, serta membangun masa depan anak-anak dan masayarakat Indonesia seluruhnya.
Namun sejauh ini jangkauan pendidikan anak usia dini masih terbatas dari segi jumlah maupun aksesibilitasnya. Misalnya, penitipan anak dan kelompok bermain masih terkonsentrasi di kota-kota. Padahal bila dilihat dari tingkat kebutuhannya akan perlakukan sejak dini, anak-anak usia dini di pedesaan dan dari keluarga msikin jauh lebih tinggi guna mengimbangi miskinya rangsangan intelektual, sosial, dan moral dari keluarga dan orang tua.
Beberapa tokoh yang mengemukakan teori tentang pentingnya landasan pendidikan bagi anak usia dini:
a.       Wittrock (Clark, 1983) mengemukakan bahwa ada tiga wilayah perkembangan otak yang semakin meningkat, yaitu pertumbuhan serabut dendrit, kompleksitas hubungan sinapsis, dan pembagian sel saraf.
b.      John Dewey, Teori Dewey yang terkenal adalah progresivisme, yang lebih menenkankan pada anak didik dan minatnya daripada mata pelajaran sendiri. Dia mengatakan bahwa pendidikan adalah proses dari kehidupan dan bukan persiapan masa yang akan datang.
B.     Materi dan Strategi IPS
Materi belajar bagi anak usia dini dibagi dalam 2 kelompok usia, yaitu:
1.      Materi usia lahir sampai 3 tahun
 Pengembangan materi pembelajaran untuk anak usia lahir sampai 3 tahun meliputi:
a.       Pengenalan diri sendiri
b.      Pengenalan perasaan (perkembangan emosi)
c.       Pengenalan tentang orang lain (perkembangan emosi)
d.      Pengenalan berbagai gerak (perkembangan fisik)
e.       Pengembangan komunikasi (perkembangan bahasa)
f.       Keterampilan berpikir (perkembangan kognitif)
2.      Materi anak usia 3 tahun ke atas
a.       Keterampilan gerak, diantaranya melompat, melempar, menangkap, menghindar
b.      Melakukan berbagai tugas yang mendorong anak untuk memikirkan tentang hubungan dengan orang lain
c.       Menawarkan kesempatan untuk menjalin hubungan sosial melalui interaksi bebas
Ada 5 macam sumber materi IPS antara lain:
a.       Segala sesuatu atau apa saja yang ada dan terjadi di sekitar anak sejak dari keluarga, sekolah, desa, kecamatan sampai lingkungan yang luas Negara dan dunia dengan berbagai permasalahannya.
b.      Kegiatan manusia misalnya: mata pencaharian, pendidikan, keagamaan, produksi, komunikasi, transportasi.
c.       Lingkungan geografi dan budaya meliputi segala aspek geografi dan antropologi yang terdapat sejak dari lingkungan anak yang terdekat sampai yang terjauh.
d.      Kehidupan masa lampau, perkembangan kehidupan manusia, sejarah yang dimulai dari sejarah lingkungan terdekat sampai yang terjauh, tentang tokoh-tokoh dan kejadian-kejadian yang besar.
e.       Anak sebagai sumber materi meliputi berbagai segi, dari makanan, pakaian, permainan, keluarga.
Strategi Penyampaian Pembelajaran IPS Strategi penyampaian pengajaran IPS, sebagaian besar adalah didasarkan pada suatu tradisi, yaitu materi disusun dalam urutan: anak (diri sendiri), keluarga, masyarakat/tetangga, kota, region, negara, dan dunia.
C.     Fungsi Pembelajaran IPS
Salah satu fungsi pengajaran IPS adalah mentransmisikan pengetahuan dan pemahaman tentang masyarakat berupa fakta-fakta dan ide-ide kepada anak. Sikap belajar IPS juga bertujuan untuk mengembangkan sikap belajar yang baik. Artinya dengan belajar IPS anak memiliki kemampuan menyelidiki (inkuiri) untuk menemukan ide-ide, konsep-konsep baru sehingga mereka mampu melakukan perspektif untuk masa yang akan datang.
Nilai-nilai sosial dan sikap Anak membutuhkan nilai-nilai untuk menafsirkan fenomena dunia sekitarnya, sehingga mereka mampu melakukan perspektif. Nilai-nilai sosial merupakan unsure penting di dalam pengajaran IPS. Berdasar nilai-nilai sosial yang berkembang dalam masyarakat, maka akan berkembang pula sikap-sikap sosial anak. Faktor keluarga, masyarakat, dan pribadi/tingkah laku guru sendiri besar pengaruhnya terhadap perkembangan nilai- nilai dan sikap anak. Nilai-nilai tersebut, meliputi nilai edukatif, nilai praktis, nilai teoretis, nilai filsafat, dan nilai ketuhanan.
Dengan pengembangan nilai-nilai tersebut diharapkan sumber daya manusia Indonesia diharapkan memiliki pengetahuan, keterampilan, kepedulian, kesadaran, dan tanggung jawab sosial yang tinggi terhadap masyarakat, bangsa, dan negaranya, bagi pengembangan kini dan mendatang. Selanjutnya nilai-nilai tersebut seperti dikemukakan oleh Nursid Sumaatmadja (1997), yaitu sebagai berikut:
a.       Nilai Edukatif
Salah satu tolok ukur keberhasilan pelaksanaan pendidikan IPS, yaitu adanya perubahan perilaku social peserta didik ke arah yang lebih baik. Perilaku tersebut, meliputi aspek-aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Peningkatan kognitif disini tidak hanya terbatas makin meningkatnya pengetahuan sosial, melainkan pula peningkatan nalar sosial dan kemempuan mencari alternatif-alternatif pemecahan masalah sosial.
Oleh karena itu, materi yang dibahas pada pendidikan IPS ini, jangan hanya terbatas pada kenyataan, fakta dan data sosial, melainkan juga mengangkat masalah sosial yang terjadi sehari-hari. Dalam proses peningkatan perilaku sosial melalui pembinaan nilai edukatif, tidak hanya terbatas pada perilaku kognitif, melainkan lebih mendalam lagi berkenaan dengan perilaku afektifnya. Justru perilaku inilah yang lebih mewarnai afpek kemanusiaan.
Melalui pendidikan IPS, perasaan, kesadaran, penghayatan, sikap, kepedulian, dan tanggung jawab sosial peserta didik ditingkatkan. Masalh sebagai fakta sosial diprases melalui berbagai metode dan pendekatan sampai betul- betul membangkitkan kepedulian serta tanggung jawab peserta didik.
b.      Nilai Praktis
Pembelajaran dan pendidikan apa pun, nilainya tidak berarti apabila tidak dapat diterapkan secara praktis dalam kehidupan sosial sehari-hari. Dengan kata lain, pembelajaran dan pendidikan dianggap tidak memiliki makna yang baik, jika tidak memiliki nilai praktis. Oleh karena itu, pokok bahasan IPS itu jangan hanya tentang pengetahuan yang konseptual-teoretis belaka, melainkan digali dari kehidupan sehari-hari, misalnya mulai dari lingkungan terkecil keluarga, di pasar, di jalan, di tempat-tempat bermain dan seterusnya. Dalam hal ini nilai praktis itu disesuaikan dengan tingkat usia dan kegiatan peserta didik sehari-hari.
Pengetahuan IPS yang praktis tersebut bermanfaat dalam mengikuti berita, mendengarkan radio, membaca buku cerita, menghadapi permaslahan kehidupan sehari-hari sampai dengan pengetahuan IPS. Pembelajaran pada pendidikan IPS tersebut diproses secara menarik, tidak terlepas dari kehidupan sehari-hari, dan secara langsung memiliki nilai praktis serta strategis dalam membina SDM sesuai dengan kenyataan hidup hari ini, terutama untuk masa-masa yang akan datang.
c.       Nilai Teoretis
Membina peserta didik hari ini pada proses perjalanannya diarahkan menjadi SDM untuk hari esok. Oleh karena itu, pendidikan IPS tidak hanya menyajikan dan membahas kenyataan, fakta dan data yang terlepas- lepas, melainkan lebih jauh dari pada itu menelaah keterkaitan aspek kehidupan sosial dengan yang lain-lainnya. Peserta didik dibina dan dikembangkan daya nalarnya ke arah dorongan mengetahui sendiri kenyataan (sense of reality) dan dorongan menggali sendiri di lapangan (sense of discovery).
Kemampuan menyelidiki dan meneliti dengan mengajukan berbagai pernyataan (sense of inquiry) mereka dibina serta dikembangkan. Dengan demikian, kemampuan mereka mengajukan hipotesis dan dugaan-dugaan terhadap suatu persoalan, juga berkembang. Dalam menghadapi kehidupan sosial yang berkembang dengan cepat dan juga cepat berubah, kemampuan berteori ini sangat berguna serta strategis.
d.      Nilai Filsafat
Pembahasan ruang lingkup IPS secara bertahap dan keseluruhan sesuai dengan perkembangan kemampuan peserta didik, dapat mengembangkan kesadaran mereka selaku anggota masyarakat atau sebagai makhluk sosial. Melalui proses yang demikian, peserta didik dikembangkan kesadaran dan penghayatannya terhadap keberadaannya di tengah-tengah masyarakat, bahkan juga di tengah-tengah alam raya ini.
e.       Nilai Ketuhanan
Pendidikan IPS dengan ruang lingkup dan aspek kehidupan sosial yang demikian luas cakupannya, menjadi landasan kuat bagi penanaman dan pengembangan nilai ketuhanan yang menjadi kunci kebahagiaan kita baik lahir maupun batin. Nilai ketuhanan ini menjadi landasan moralitas Sumber Daya Manusia (SDM) hari ini dan terutama masa yang akan datang.
Hal ini wajib menjadi perhatian Anda dan semua selaku guru IPS bahwa materi dan proses pembelajaran apa pun pada pendidikan IPS, wajib berlandaskan pada nilai-nilai ketuhanan.
D.    Penyusunan RPPH dan RPPM
1.      Struktur Program Kegiatan Taman Kanak-Kanak (Kelompok A)
Pengembangan Indikator Sosial, Emosional dan Kemandirian
Tingkat Pencapaian Perkembangan
Capaian Perkembangan
Indikator
a.    Menunjukkan sikap mandiri dalam memilih kegiatan
Menunjukkan sikap mandiri dalam memilih kegiatan
·       Mampu memilih kegiatan sendiri
·      Mampu bekerja sendiri
·      Melaksanankan tugas yang diberi sampai selesai
b.      Mau berbagi, menolong dan membantu teman
Menunjukkan sikap mandiri dalam memilih kegiatan
·      Mau meminjamkan miliknya dengan senang hati
·      Mau berbagi dengan teman
·      Bersedia bermain dengan teman
·      Dapat atau suka menolong
·      Dapat bekerjasama dalam menyelesaikan tugas
·      Saling membantu sesama teman
c.             Menunjukkan antusiasme dalam melakkan permainan kompetitif secara sportif
Menunjukkan antusiasme dalam melakukan permaian kompetitif secara sportif
·      Mengikuti lomba dalam permainan
·      Bersikap sportif dalam permaianan
d.      Mengendalikan perasaan
Menunjukkan antusiasme dalam melakukan permaian kompetitif secara sportif
·      Sabar menunggu giliran
·      Mengendalikan emosi dengan cara yang wajar
·      Dapat dibujuk
·      Tidak cengeng
·      Senang bila memperoleh sesuatu
e.       Menaati aturan yang berlaku dalam suatu permainan
Menaati aturan yang berlaku dalam suatu permaian
·      Menaati aturan dalam permainan
·      Berhenti bermain pada waktunya
f.       Menunjukkan rasa percaya diri
Menunjukkan rasa percaya diri
·      Mampu mengerjakan tugas sendiri
·      Menunjukkan kebanggaan terhadap hasil karyanya
·      Berani tampil didepan umum
·      Berani mempertahankan pendapatnya
g.      Menghargai orang lain
Menghargai orang lain
·      Memuji teman
·      Menghargai hasil karya teman/orang lain
·      Menghargai pendapat teman/orang lain

2.      Struktur Program Kegiatan Taman Kanak-Kanak (Kelompok B)
Pengembangan Indikator Sosial, Emosional dan Kemandirian
Tingkat Pencapaian Perkembangan
Capaian Perkembangan
Indikator
a.    Bersikap kooperatif dengan teman
Bersikap kooperatif dengan teman
·     Dapat melaksanakan tugas kelompok
·     Dapat bekerjasama dengan teman
·     Mau bermain dengan teman
b.    Menunjukkan sikap toleran
Menunjukkan sikap toleran
·     Mau meminjamkan miliknya
·     Mau berbagi dengan teman
·     Saling membantu dengan teman
c.    Mengekspresikan emosi yang sesuai dengan kondisi yang ada (senang, sedih, antusias, biasa saja dll)
Mengekspresikan emosi yang sesuai dengan kondisi yang ada (senang, sedih, antusias, biasa saja dll)
·     Sabar menunggu giliran
·     Mengendalikan emosi dengan cara yang wajar
·     Senang ketika mendapatkan sesuatu
·     Antusias ketika melakukan kegiatan yang diinginkan
d.   Mengenal tata karma dan sopan santun sesuai dengan nilai sosial budaya setempat
Mengenal tata karma dan sopan santun sesuai dengan nilai sosial budaya setempat
·     Memberi dan membalas salam
·     Berbicara sopan
e.    Memahami aturan
Memahami aturan
·     Datang ke sekolah tepat waktu
·     Menaati tata tertib yang ada di sekolah
·     Menaati aturan dikelas
·     Mengikuti aturan permainan
f.     Menunjukkan rasa empati
Menunjukkan rasa empati
·     Menghibur teman yang sedih
·     Mendoakan dan menjenguk teman yang sedang sakit
·     Suka menolong
·     Mau member dan menerima maaf
g.    Memiliki sikap gigih (tidak mudah menyerah)
Memiliki sikap gigih (tidak mudah menyerah)
·     Melaksanakan tugas sendiri sampai selesai
·     Dapat menerima kritik
·     Berani bertanya dan menjawab pertanyaan
·     Bertanggung jawab atas tugasnya
h.    Bangga terhadap hasil karya sendiri
Bangga terhadap hasil karya sendiri
·     Menunjukkan kebanggaan terhadap hasil karyanya
·     Memelihara hasil kaya sendiri
i.      Menghargai keunggulan orang lain
Menghargai keunggulan orang lain
·      Dapat memuji teman/orang lain
·      Menghargai hasil karya teman/orang lain
·     Menghargai pendapat teman/orang lain

BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Pengembangan Pengetahuan Sosial Anak Usia Dini (PAUD) dan metode pengembangan pengetahuan sosial anak usia dini. Bahasan kali ini mengenai pembelajaran tentang diri dan perkembangan individu pada anak usia dini. National Council for The Social Studies (NCSS) mendefinisikan ilmu sosial sebagai ilmu yang terintegrasi dari ilmu pengetahuan sosial dan humanistik.
Untuk memajukan kompetensi yang sifatnya kewarganegaraan, ilmu sosial saling berkoordinasi. Sistematika pembelajarannya menggambarkan berbagai disiplin ilmu seperti antropologi, arkeologi, ekonomi, geografi, sejarah, filsafat, pengetahuan politik, psikologi, agama, dan sosiologi atau humanistik (NCSS, 2003).
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ilmu sosial adalah ilmu yang mempelajari tentang manusia, hubungan antarmanusia, serta hubungan dengan lingkungan sekitar manusia itu sendiri. Dengan mempelajari ilmu sosial, anak belajar mengenal diri dan lingkungan sosialnya. Selain itu, dengan memahami diri dan lingkungan sosialnya, anak akan belajar menempatkan diri sesuai dengan situasi dan kondisi yang mereka hadapi.


DAFTAR PUSTAKA

Mursid. 2015. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
http://perarenda-re.blogspot.co.id/2014/09/makalah-ips-paud.html
Asmawati, Luluk. 2014. perencaan pembelajaran paud. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.